Pengembangan Produk Mesin Pencuci Telur Bebek Secara Semi Otomatis dengan Metode Design For Manufacture and Assembly (DFMA)

Authors

  • Ardianto Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur
  • Akmal Suryadi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

DOI:

https://doi.org/10.33005/juminten.v2i2.231

Keywords:

DFMA, Pengembangan produk, Perancangan

Abstract

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian peternakan dan perikanan. Bebek merupakan salah satu komoditas unggas, sebagai penghasil telur dan daging memegang peranan penting dalam mendukung penyediaan protein hewani yang murah dan mudah didapat. Melalui desain dan evaluasi produk yang berkelanjutan, dimungkinkan untuk mengatasi kesulitan yang dialami oleh pelaku usaha maupun industri yang bergerak dibidang peternakan. Mesin Pencuci Telur Bebek secara semi otomatis merupakan sebuah alat yang dirancang untuk lebih efesien, praktis dan ekonomis sehingga dalam membersihkan telur tersebut dapat lebih muda dan cepat. Untuk proses pencucian serta sangat memakan cukup banyak waktu dan biaya listrik. Pada tahap pengembangan secara semi otomatis peneliti menambah kapasitas dan mengurangi komponen yang tidak di perlukan dari sebuah Mesin Pencuci Telur Bebek yang semula hanya memiliki kapasitas pencucian 4 butir telur menjadi 12 butir telur sehingga penjualan dan harga jual telur semakin meningkat. Perancangan dan pengembangan produk Mesin Pencuci Telur Bebek secara semi otomatis ini menggunakan metode DFMA. Metode DFMA merupakan metode yang sering digunakan dalam desain produk. Mesin Pencuci Telur yang dikembangkan di penelitian ini memiliki desain fungsional yang diharapkan dapat membantu pembersihan telur dengan hasil efisiensi waktu dan tenaga bagi peternak bebek.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2021-03-30

How to Cite

Ardianto, & Akmal Suryadi. (2021). Pengembangan Produk Mesin Pencuci Telur Bebek Secara Semi Otomatis dengan Metode Design For Manufacture and Assembly (DFMA). JUMINTEN, 2(2), 13–24. https://doi.org/10.33005/juminten.v2i2.231